Cermati Proses, Bukan Hanya Terpaku Pada Hasil

Banyak diantara orang-orang pada umumnya selalu mengeluh ketika mereka dirundung masalah. Terlebih hal tersebut kerap kali menjadi hal yang mudah untuk diselesaikan, namun menjadi krusial pada suatu masa. Mungkin ada yang menganggapnya sebagai suatu kebetulan, atau bahkan ada yang menganggap bahwa itu hanya mimpi buruk yang lewat begitu saja. Namun sejatinya, bukan itu semua. Ini adalah permainan nalar dan sensitifitas diri terhadap suatu perkara.


Bila kita perhatikan, banyak sekali kegiatan kita yang seolah berulang dan sama, frekuensi sama, kegiatan sama, dan rencananyapun sama. Namun sebenarnya, kegiatan-kegiatan ini banyak memberikan tekanan kepada otak kita untuk semakin berkembang.

Meski seolah polanya sama, namun peningkatan frekuesi akan benar-benar menimbulkan keadaan bawah sadar pada taraf tertentu, sehingga menjadikan kemampuan nalar semakin baik. Sebagai contohnya ialah seorang bayi, mereka memiliki rutinitas yang sama, yakni menangis, bermain, ngompol dan lainnya. Semakin banyak bayi menangis, bisa jadi semakin banyak pelajaran yang dapat mereka pahami. Katakanlah, pada awalnya, kita tak tahu mengapa bayi menangis, mungkin karena ia sedih atau terlalu bahagia lahir di dunia. Selanjutnya seiring waktu berjalan, dengan tangisannya kita dapat memahai karakter atau keinginan mereka, begitupula mereka yang semakin tahu cara untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi mereka ingin dimanja, ingin digantkan popok karena ngompol, ingin mencoba apa yang kita kerjakan dan masih banyak lagi hal lainnya.

Sepertinya cukup panjang lebar ya pengantarnya, hee. Baiklah kalau begitu langsung ke intinya saja.
Intinya begini, kita harus lebih peka lagi terhadap proses dan hasil dari suatu kegiatan, jangan sampai kalah dari bayi, hee tambah ngelantur... Biar sajalah yang jelas ikutin dehh prosesnya.

Kebanyakan yang merasa kesulitan benar-benar merasa tak mampu bertahan tidak mengalami proses pressure yang cukup. Jadi mereka akan cepat down ketika menghadapi masalah. Berbeda dengan orang-orang yang memiliki banyak proses, terutama proses bangkit dari kegagalan dan interaksi yang lebih banyak dengan dunia luar, baik manusia maupun alam akan memiliki sensitifitas dan daya juang yang lebih besar. Bila diibaratkan, kita bisa bedakan antara dua buah matang. Buah yang pertama diperam menggunakan karbit dan buah yang kedua matang diatas pohon. Kira-kira akan lebih enak yang mana??

Ya tentu yang matang diatas pohonnya langsung, rasanya lebih segar dan kualitas lebih baik. Nah darisitu kita bisa bedakan proses yang dialai oleh kedua buah itu. Buah diperam adalah buah yang dipaksakan untuk matang, sehingga teksturnya sebenarnya masih mentah, namun berpura-pura matang. Alhasil biji dari buah ini kebanyakan tidak bisa ditanam lagi karena belum siap. Berbeda dengan buah matang dipohon, bisa dengan mudah menjadi sasaran hewan pemakan buah atau juga hama. Dan yang mampu masak dipohon dengan baik, adalah kualitas super. Harga lebih mahal, meski usia lebih singkat dan alhasil dari bijinya dapat tumbuh tunas baru lebih cepat.

Cermati proses, bukan hanya terpaku pada hasil, karena proses yang baik tentu menghasilkan hasil yang baik. Namun akan berbeda dengan hasil yang dianggap baik, kadang berasal dari sesuatu yang tidak baik.

Waspadalah...waspadalahh.. (^-^)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author